2 Feb 2012

Ketika Otakku Tak Mampu Berpikir

Seakan parah dan berlebihan, namun itulah yang terkadang saya alami. Otak terasa buntu untuk mendapatkan solusi suatu masalah. Bertanya pada orang lainkah, atau menyimpan keterbatasan ini dalam dan tak seorangpung tahu tentang apa yang terjadi.
Bagaimana tersimpan dan tak seorangpun jika diawal sudah terbuka sebuah rahasia kebuntuan yang sedang melanda. Mencoba merangkaikan kata, meskipun akhirnya kata yang tercipta hanyalah sebuah kata tak terucap. Kebodohan yang tak tertahankan. Kebodohan yang terpelihara. Kapankah akan berakhir, akan tercipta sesuatu yang smart dan mau memberikan sesuatu berharga untuk orang lain.

Cerita ngelantur tak tentu arah dan jelas apa yang dituliskan. Bukan menyembunyikan, tapi menampakkan secara samar sesuatu yang mungkin seharusnya tidak diketahui orang lain.

Tanpa kemampuan menulis indah, walau kata indah sudah kan. Tanpa dapat berkata dengan manis, walau kata manis sudah terucapkan. Tanpa dapat berpikir dengan baik, walau sebuah ide susah terlintas dengan sempurna.

Tanpa kita sadari terkadang sebuah kterbatasan yang terjadi merupakan suatu hal lebih yang tidak kita sadari. Memanfaatkan keterbatasan tersebut untuk mendapatkan sesuatu yang berarti, mungkin tidak bagi orang lain, namun itulah arti yang sebenarnya bagi diri kita.

Mohon maaf jangan nilai tulisan ini jika tidak bermanfaat dan tidak bermutu. Sekedar menggerakkan jemari tangan untuk menghasilkan kata demi kata yang terangkai walau tidak dengan manis dean frase indah yang tercantum. Inilah seorang yang ingin belajar untuk menulis dan mengekspresikan dalam bentuk tulisan tanpa paksaan. Bebas lepas walau harus berbatas.

Entah berapa kata yang akan tertulis sampai mata ini merasa lelah, sampai jemari ini letih untuk menggerakan dan menari dengan kaku diatas tuts-tuts computer yang sudah mulai memanas. Kata demi kata tanpa harus tersusun dengan rapi dalam bait-bait syair lagu, atau dalamm frase puisi cinta.

Keletihan hati untuk menghibur diri dengan menghadirkan sesuatu yang belum tentu berarti. Tidak bagi orang lain, namun itulah arti yang sesungguhnya. Bisakah aku mendapatkan sebuah arti itu? Dimana dan kapan?

Segala pertanyaan terlintas dalam benak tanpa mampu untuk menjawab dengan jelas, lugas dan gamblang.

Mampukah kata-kata itu memberikan sebuah makna. Ataukah hanya akan terhempas dalam sebuah tempat yang tidak dikehendaki. Terlipat dalam lipatan kertas kusut dan terbuang begitu saja dalam sebuah keranjang disudut ruangan.

Mencoba menatap jauhkeluar, melihat awan gelap yang diselimuti mendung. Melihat hempasan angin pada dedaunan hijaun yang meneteskan air bekas hujan. Dingin dan segar. Apakah hati akan sesegar suasana ini? Hati tak terukur, tak siapapun tahu rahasinya. Mencoba menguak, berpikir dan mererawang jauh pada ujing tower berwarna merah dan putih.

Merasa aneh dan lucu, menatap dari dalam sebuah cermin tak berbayangan. Ketika otakku tak lagi mampu berpikir, ketika halusinasiku seakan kandas terhalang awan gelap. Hatiku masih bias merasa, inderaku masih dapat melihat. Tak akan ku biarkan gelap ini menyelimuti hatiku. Tak ingin aku biarkan gelapmenjadikan gelap hatiku.
Ketika otakku tak mampu berpikir. Sungguh bahagianya ketika hatiku masih bias merasa, bahagianya aku masih bias menuangkan kata demi kata menjadi sesuatu walau tanpa makna. Sebagai penutup artikel kali ini, saya mengucapkan banyak terima kasih atas kesediaan para sahabat untuk mengunjungi Blog CITRO MDURO dan membaca tulisan yang bertajuk Ketika Otakku Tak Mampu Berpikir, walaupun bukan tulisan insiratif dan kurang inovatif yang dapat memberikan inspirasi bagi para pembaca ataupun anda lewat karena tersasar dan terdampar pada tulisan Ketika Otakku Tak Mampu Berpikir. Kami sangat berterima kasih karena anda sudah berkenan walaupun mungkin sangat terpaksa. Silahkan tinggalkan jejak anda untuk menjalin silaturahmi, atau temukan yang anda cari tentang Ketika Otakku Tak Mampu Berpikir dan salam jabat erat dari PAMEKASAN MADURA

Posting Komentar