11 Mar 2015

Terperangah

TerperangahMohammad sudah cukup berumur dengan badan yang tak lagi tegap menyusuri jalan beraspal yang telah banyak berlubang dan digenangai air ketika hujan turun membasahi. Sesekali dia harus seperti kelihatan melompat melewati genagan air pagi menjelang siang itu di sebuah jalan desa yang tidak terlalu rame dengan lalu lalang kendaraan. Terlihat sawah berwarna kuning keemasan dan pada beberapa bagian terlihat kesibukan para petani mulai memanen padi musim ini. Semoga hasil panen mereka berkah, sehingga banyak mereka akan memberi untuk mengisi kantong lusuhku ini. Gerutu Mohammad dalam hati.

Sebuah kantong terlihat tak lagi putih seperti aslinya, agak kecoklatan ada beberapa bagian yang perlu ditambal dipanggulnya dengan hampir separuh terisi dari hasil kerjanya menjelang siang hari itu.

Beberapa langkah kemudian dia memasuki halaman sebuah rumah dan terlihat beberapa orang sibuk sedang menjemur hasil panen yang sudah mereka angkut dari sawah. Dengan tersenyum Muhammad mengucapkan salam menyapa orang yang ada di halaman itu. Seperti sudah memahami maksud kedatangan sang tamu, tuan rumah langsung mengambil secauk padi yang belum kering dan diberikan kepada tamu yang datang. Sambil tersenyum penuh rasa syukur orang itupun memasukkan secauk padi kedalam kantong lusuhnya sambil terdengar ucapan terima kasih dari bibirnya yang terlihat kering. Mungkin menjelang siang hari ini dia belum makan.

Cukup banyak pemberian orang tadi, separuh kantong sudah terisi dan kembali Mohammad memanggul kantong itu untuk melanjutkan perjalanan. Seakan tak jemu, dia mengucapkan salam di setiap rumah yang dihampiri. Kadang ada jawaban yang menghasilkan, terkadang seakan memasuki rumah tak berpenghuni.

Diujung kumpulan perumahan itu, didepan sebuah rumah Mohammad kembali mengucapkan salam. Terdengar jawaban dari dalam rumah. Wa’alaikum Salam, terdengar ramah dan mempersilahkan sang tamu untuk mampir dan duduk. Terima kasih jawab Muhammad dan meletakkan kantong plastik yang dibawanya menyandar pada salah satu tiang teras rumah itu.

Mari-mari, silahkan duduk, kata pemilik rumah dengan riang dan ramah seakan menyambut kedatangan family jauh yang sudah lama tidak bersua. Kenapa harus repot-repot bawa oleh-oleh, kalau mau datang, datang saja tanpa harus membawa oleh-oleh. Repot-repot aja. Kata sang tuan rumah sambil mengangkat kantong plastik yang diletakkan Mohammad tadi.

Mohammad hanya terperanga menyaksikan hal tersebut, padahal dia tidak mengenal tuan rumah sebelumnya.

Sambil mengangkat kantong milik Muhammad masuk rumah, Buk ini ada tamu, buatkan kopi. Mohammad tetap terperangah tanpa mengeluarkan sepatah katapun, heran dan entah apa yang ada dalam perasaannya.

Sang tuan rumah seakan tidak perduli dengan situasi tersebut. Terus saja masuk membawa kantong milik Muhammad, dan keluar dia kembali berkata. Bagaimana kabar keluarga disana? Baik-baik saja kan? Kenapa harus repot-repot membawa oleh-oleh segala, kedatangannya kemari saja kami sudah senang. Cecal sang tuan rumah yang belum sempat dijawab Mohammad.

Saya kemari ……. Kata-kata Muhammad langsung di potong oleh sang tuan rumah, sudah jangan terburu-buru. Masih dibuatkan kopi. Istirahat saja dulu, masak baru datang sudah mau pulang.

Akhir cerita, tak dapat dilanjutkan. Ternyata disinilah kemampuan saya bercerita. Silahkan dilanjutkan ceritanya dengan scenario pembaca seandainya tulisan ini ada yang membaca. Apa yang bakal terjadi dengan Mohammad yang dibikin terperangah sang tuan rumah? Entahlah, dari pada saya harus melanjutkan dan tidak sinkron dari awal dan akhir, mending diakhiri saja ceritanya. Salam penasaran dan tidak kepanasan. Terperangah karena tidak dapat meneruskan cerita. Mohon maaf bukan pengalaman pribadi. Sebagai penutup artikel kali ini, saya mengucapkan banyak terima kasih atas kesediaan para sahabat untuk mengunjungi Blog CITRO MDURO dan membaca tulisan yang bertajuk Terperangah, walaupun bukan tulisan insiratif dan kurang inovatif yang dapat memberikan inspirasi bagi para pembaca ataupun anda lewat karena tersasar dan terdampar pada tulisan Terperangah. Kami sangat berterima kasih karena anda sudah berkenan walaupun mungkin sangat terpaksa. Silahkan tinggalkan jejak anda untuk menjalin silaturahmi, atau temukan yang anda cari tentang Terperangah dan salam jabat erat dari PAMEKASAN MADURA

Posting Komentar