26 Nov 2016

Mulya Karena Berkarya

Mulya Karena Berkarya_citro mduro25 November dirayakan dengan melaksanakan upacara bendera hampir disetiap sekolah, termasuk disekolah tempat selama ini aku berbagi pengalaman dan sedikit yang saya ketahui dengan sesama teman sejawat maupun dengan mereka yang dikatakan sebagai peserta didik. Memperingati hari tersebut sebagai hari guru sekaligus ulang tahun PGRI yang diperingati setiap tahunnya. Tema yang diusung pada tahun ini berdasarkan pidato tertulis dari menteri pendidikan yang disampaikan oleh pembina upacara pada acara tersebut adalah “Pendidik dan Tenaga Kependidikan Mulya Karena Berkarya”.

Kemulyaan didapat karena karya yang telah kita hasilkan, namun karya apa yang telah saya persembahkan untuk negeri ini? Apakah tulisan yang belum tentu memberikan inspirasi bagi para pembaca yang itupun masih belum tentu ada yang berkenan untuk sekedar datang dan membaca yang telah dituliskan. Atau kegiatan rutin dengan sebutan sebagai seorang guru? Sementara sebutan tersebut hanya sekedar sebutan, tanpa ada profesionalisme sebagai seorang guru.

Sebenarnya siapa yang mendidik dan siapa yang menjadi subjek dari pendidikan tersebut?

Secara umum, murid atau siswa adalah subjek dari pendidikan. Mereka yang akan digembleng untuk menjadi generasi penerus bangsa yang memiliki pendidikan, memiliki pengetahuan sebagai bekal menghadapi perjalanan hidup mereka. Tentu saja mereka harus belajar sebagai tuntutan dan kewajiban sebagai seorang pelajar. Namun apakah hal tersebut memiliki kebenaran yang mutlak?

Apakah guru tidak perlu belajar, dan tidak butuh didik sehingga menjadi guru yang berpendidikan, serta para tenaga kependidikan juga tidak perlu lagi di didik atau paling tidak mendidik dirinya agar menjadi tenaga-tenaga yang memiliki pendidikan dan terdidik.

Bingung sebetulnya untuk melanjutkan tulisan ini, kemana arah cerita yang akan diceritakan. Jangankan para pembaca, yang menulis saja juga bingung jika membaca ulang dari tulisan yang sepertinya tidak akan lagi diedit ulang. Biarlah terbit apa adanya sekalipun tidak ada apa-apanya. Bahasanya juga tidak enak, judulnya tidak asyik, cerita kalang kabut penuh dengan pertanyaan yang tidak terjawabkan.

Humor bukan, horor juga bukan. Terus apa tema utama dari tulisan ini? Tema utamanya adalah menulis dan mencoba lagi belajar menari-narikan jemari diatas tombol papan ketik setelah cukup lama tidak berjibaku dengan papan keti untuk melemaskan jari jemari yang sudah sedikit kaku ini. Persoalan tidak enak dibaca atau tidak nyambung itu bukan inti permasalahan dan memang tidak dipermasalahkan dalam isi cerita kali karena memang sebenarnya tidak ingin membuat sebuah permasalahan karena permasalahan yang tidak diceritakan melalui tulisan sudah kompleks dan belum terselesaikan. Sekedar menulis, bercerita yang tidak menentu ujung pangkalnya dan inilah karya yang dapat saya persembahkan untuk ikut meramaikan hasil pencarian google dengan kata-kata yang mungkin saja terjaring dari beberapa kata yang ada pada tulisan kali ini.

Sebagai kata akhir dan menutup tulisan kali ini, biarlah cerita ini tidak jelas, yang terpenting adalah adanya silaturahmi sekalipun hanya dengan ucapan hai, atau halo melalui kotak komentar yang terbuka pada bagian bawah tulisan ini. Sebagai penutup artikel kali ini, saya mengucapkan banyak terima kasih atas kesediaan para sahabat untuk mengunjungi Blog CITRO MDURO dan membaca tulisan yang bertajuk Mulya Karena Berkarya, walaupun bukan tulisan insiratif dan kurang inovatif yang dapat memberikan inspirasi bagi para pembaca ataupun anda lewat karena tersasar dan terdampar pada tulisan Mulya Karena Berkarya. Kami sangat berterima kasih karena anda sudah berkenan walaupun mungkin sangat terpaksa. Silahkan tinggalkan jejak anda untuk menjalin silaturahmi, atau temukan yang anda cari tentang Mulya Karena Berkarya dan salam jabat erat dari PAMEKASAN MADURA

Posting Komentar